Potensi Burung di Areal Konsesi PT EKL

Keanekaragaman jenis flora dan fauna yang ada di areal konsesi PT Ekosistem Khatulistiwa Lestari dapat dikatakan cukup beragam dilihat dari beberapa hasil kegiatan observasi yang telah dilakukan. Pendataan mengenai persebaran flora dan fauna sangat penting dilakukan untuk pengambilan kebijakan dan menentukan arah pengelolaan yang berkelanjutan. Informasi yang  lengkap dan detail merupakan faktor yang cukup penting dalam menyusun rencana konservasi dan strategi pengelolaan pada areal konsesi. Salah satu fauna yang cukup melimpah populasinya adalah burung, dimana populasi dan persebarannya masih cukup banyak ditemukan di areal konsesi perusahan.

Beberpa tipe habitat diareal konsesi mulai dari hutan mangrove, ekosistem hutan rawa dan ekosistem hutan dataran rendah sangat berpengaruh terhadap keanekaragaman jenis burung. Habitat yang terdapat diareal konsesi EKL merupakan lokasi yang cukup sesuai bagi beranekaragam jenis burung. Terdapat beberpa tipe habitat diareal konsesi mulai dari hutan mangrove, ekosistem hutan rawa dan ekosistem hutan dataran rendah sangat berpengaruh terhadap keanekaragaman jenis burung. Pada setiap tipe habitat yang terdapat diareal konsesi memiliki komposisi vegetasi dan tutupan lahan yang juga turut mempengaruhi keanekaragaman jenis burung di habitat tersebut.

Teknik pengamatan burung di areal konsesi EKL cukup berbeda dengan cara yang dilakukan pengamat burung pada umumnya. Kondisi alam dilingkungan sekitar menentukan waktu pengamatan yang dapat dilaksanakan oleh pengamat, dimana untuk menjangkau berbagai pada umumnya dapat ditempuh menggunakan perahu. Kondisi pasang surut perairan menentukan waktu pengamatan agar dapat masuk kedalam kawasan dan saat keluar dari kawasan agar tidak terjebak saat air surut. Selain itu kondisi areal gambut yang cukup menantang untuk dilalui, saat melewati medan tersebut kita perlu untuk waspada dalam memilih jalur agar tidak terjebak. Perlengkapan yang digunakan untuk memaksimalkan kegiatan saat pengamatan diantaranya kamera sebagai alat untuk mendokumentasikan burung, pakaian kamuflase yang digunakan untuk penyamaran, insectbar sebagai pelindung dari gigitan serangga.

Sebagian besar burung menggunakan waktu hariannya untuk mecari makan, bermain dan bersarang. Penggunaan waktu burung beraktivitas tersebut dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pengamatan. Ketersediaan pohon yang cukup banyak dan beragam diareal konsesi dapat juga digunakan sebagai spot pengamatan. Untuk pepohonan yang menghasilkan buah umumnya sangat mudah berjumpa dengan beberapa jenis burung yang mencari makan. Pepohonan yang sudah mati juga tidak luput dari sasaran beberapa jenis burung untuk mencari makanan berupa serangga yang memakan kayu, dan juga digunakan sebagai sarang burung yang cukup menarik perhatian saat mengamatinya.

Dari hasil observasi yang dilakukan diperoleh jumlah keanekaragaman burung sebanyak 84 jenis. Terdapat beberapa jenis burung yang masuk dalam kategori dilindungi menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan  sebanyak 20 jenis, masuk dalam kategori menurut CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) sebanyak 8 jenis dan IUCN (International Union for Conservation of Nature’s) sebanyak 9 jenis. Perjumpaan burung yang termasuk dalam jenis yang dilindungi masih cukup sering dijumpai dan cenderung mudah dalam melakukan pengamatan dikarenakan habit yang baik dan populasinya masih cukup banyak.

Terdapat beberapa jenis burung yang cukup unik untuk diamati dari famili psittacidae seperti Betet Ekor-panjang (Psitacula longicauda) yang merupakan burung paruh bengkok yang cukup sering ditemui perjumpaannya dan Serindit Melayu (Loriculus galgalus) yang merupakan jenis burung paruh bengkok yang berukuran kecil dan populasinya cukup melimpah. Burung tersebut mudah dijumpai di areal konsesi perusahaan saat sedang mencari makan dan cukup sering dijumpai bersarang di pepohonan yang berlubang. Bangau Tong-tong (Leptoptilos javanicus) merupakan jenis burung yang berukuran cukup besar dan juga memiliki keunikan, dimana burung jenis ini cukup sering beraktifitas dikawasan hutan mangrove dalam beraktifitas mencari makan berupa biota air dan bersarang dengan menyusun ranting kecil pada dahan pepohonan. Burung jenis ini juga cukup sering diamati bertengger di ujung pohon saat matahari hendak terbenam cukup unik untuk diamati. Terdapat juga burung endemik Kalimantan yang populasinya sangat banyak, yaitu Bondol Kalimantan (Lonchura fuscans) yang dapat dijumpai pada areal semak dan juga ladang persawahan saat mencari makan.

Burung diareal konsesi EKL tidak hanya memiliki nilai estetik untuk diamati, namun juga memiliki nilai mistis menurut masyarakat sekitar. Terdapat salah satu burung yang dimanfaatkan sebagai bahan konsumsi yaitu jenis burung Kareo padi, dalam kegiatan perburuan yang dilakukan harus bijak dan tidak boleh berlebihan. Disaat masyarakat mengeksploitasi jenis burung ini dalam sekala besar akan ada mahluk halus yang mengganggunya dengan tanda angin ribut dan terdapat mahluk hitam yang menyerang orang tersebut.

Iqbal Nur Ardiansyah

Forest Landscape & Protection Manager

holds a Bachelor’s degree in Forestry from Muhammadiyah University Malang (UMM). He has expertise in the conservation of wild bird species and have served as the chair of Wildlife study group UMM. Commencing career at PT EKL in 2022 as a Restoration and Conservation Coordinator, later promoted to Forest Landscape and Protection Manager in 2023. They have obtained three certifications from the National Professional Certification Agency (BNSP) as a forestry extension worker, technical personnel for forest development, and responsible for water pollution control (PPPA).