Kehidupan Masyarakat Mungguk Linang

Desa Batu Ampar merupakan salah satu wilayah administratif yang berada di kecamatan Batu Ampar kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat. Sebagian besar masyarakat yang berada di wilayah ini memiliki lebih dari satu mata pencaharian sebagai sumber pendapatan mereka sehar-hari. Secara umum mata pencarian masyarakat adalah sebagai pengerajin arang, nelayan, pedagang dan pekebun. Komoditas perkebunan yang dikembangkan oleh masyarakat pada saat ini berupa kelapa, pinang dan sawit. Bagi sebagian orang yang cukup memiliki modal pada umumnya akan membangun komoditas berupa budidaya sarang walet atau tambak ikan tirus.

Pusat aktifitas masyarakat terkonsentrasi di desa Batu Ampar dalam melakukan berbagai macam kegiatan mulai dari jasa, perdagangan berbagai macam kebutuhan dan akses transportasi umum berupa pelabuhan sebagai akses satu-satunya jika ingin bepergian ke luar wilayah. Pasokan kebutuhan masyarakat didatangkan dari kota Pontianak dan Kubu Raya yang diangkut menggunkan motor tambang (istilah kapal pengangkut). Meskipun pasokan kebutuhan pokok masyarakat dipasok dari lokasi yang cukup jauh namun harga berbagai macam kebutuhan sehari-hari tidak terlalu jauh berbeda dengan daerah lain.

Secara demografis, masyarakat di yang berada di Kecamatan Batu Ampar sangat intens dengan kultur religius Islami. Islam merupakan agaman mayoritas yang dianut masyarakat sekitar tanpa menafikan keberadaan agama minoritas lainnya. Selain agama Islam terdapat beberapa agama yang dianut oleh masyarakat seperti Agama Kristen Protestan, Kristen Katholik, Hindu, Budha dan Konghucu (Cina). Secara umum masyarakat asli yang tinggal merupakan keturunan suku Melayu, namun juga terdapat masyarakat dari suku Jawa, Madura, Bugis dan Banjar. Meskitun terdapat kepercayaan dan perbedaan antar suku, mereka saling hidup bersama dan tetap menjaga kerukunan dengan menghargai satu dan lainnya. Kohesivitas masyarakat terbentuk oleh dukungan kebudayaan yang cukup tinggi seperti gotong royong dan kegiatan adat masing-masing suku dan agama.

Mungguk Linang merupakan sebuah lokasi bukit kecil yang berada didalam areal konsesi perusahaan yang secara administrasi masuk kedalam kecamatan Batu Ampar Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat. Akses untuk menuju lokasi ini hanya dapat ditempuh menggunakan transportasi air. Jarak tempuh dari Pontianak selama empat jam menggunakan speed boat hingga tiba di pelabuhan Batu Ampar kemudian melanjutkan lagi menggunakan sampan ke Mungguk Linang sekitar 20 – 30 menit menggunakan perahu. Kawasan bukit Mungguk Linang memiliki jalur jelajah berupa anak tangga menuju ketinggian yang dapat digunakan untuk melihat pemandangan disekitar kemiringan jalur sekitar 45-60 derajat, kawasn tersebut juga dikelilingi oleh perairan sungai, hutan mangrove, nipah yang cukup mendominasi dan sebagian tegakan pohon hutan tropis yang hidup diareal bukit tersebut.

Terdapat beberapa pemukiman penduduk yang cenderung hanya digunakan sebagai tempat tinggal sementara nelayan saat mencari ikan. Masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut berasal dari kecamatan di Batu Ampar yang berprofesi sebagai nelayan sebagai pekerjaan utama dan terkadang mengelola perkebunan yang berada diareal mungguk linang dengan memanen durian serta sahang / lada yang dimanfaatkan sebagai tambahan pendapatan dalam kurun waktu satu tahun sekali. Kegiatan berladang cenderung dilakukan disaat hasil tangkapan laut kurang maksimal didapatkan.

Pada sektor perikanan terdapat dua pola usaha yang dilakukan para nelayan. Yang pertama, dengan cara mencari berbagai jenis ikan, udang dan kepiting dengan cara memancing, menjala dan bubu. Nelayan dalam mencari target buruannya perlu memperhitungkan pasang surut air, rotasi bulan basah dan bulan kering serta meperhatikan curah hujan untuk memaksimalkan hasil tangkapan. Hasil tangkapan nelayan langsung dijual ke pasar dan jika hasil tangkapan cukup banyak akan disalurkan kepada pengepul di kecamatan Batu Ampar. Cara kedua dengan membudidayakan salah satu komoditas perikanan yaitu jenis ikan tirus yang ditangkap kemudian ditangkarkan dengan tujuan untuk pembesaran hingga ukuran yang diinginkan. Komoditas ikan tirus merupakan trend yang cukup diminati kareana memiliki nilai jual yang mahal dengan menjual gelembung ikan tersebut.

Kegiatan rehabilitasi yang dilakukan oleh perusahaan, salah satunya pada agenda penanaman mangrove yang telah dilakukan sejak empat tahun lalu yang tepat menghadap ke arah bukit, semakin menampakkan trend perkembangan yang cukup baik. Seiringnya waktu berjalan tegakan mangrove tersebut mulai menjadi suatu ekosistem yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dan juga satwa liar. Masyarakat sekitar sering mencari kepah (kerang nipah) yang digunakan sebagai makanan dengan sumber protein yang baik dan juga digunakan sebagai umpan untuk memancing ikan serta menjala udang. Tidak hanya manusia, satwa liar juga mulai terpantau secara rutin sejak pagi dan sore hari banyak beraktifitas didalam areal rehabilitasi mangrove seperti burung kuntul (Egretta garzetta) yang memiliki warna putih yang cukup kontras sangat mudah diamati dari camp perusahaan. Selain itu juga cukup sering terlihat mamalia yang beraktivitas mencari makan seperti Berang-berang yang mencari ikan dalam kelompok kecil, apabila beruntung pada suatu momen kita akan berjumpa dengan pesut yang melitas di areal sungai.

Iqbal Nur Ardiansyah

Forest Landscape & Protection Manager

holds a Bachelor’s degree in Forestry from Muhammadiyah University Malang (UMM). He has expertise in the conservation of wild bird species and have served as the chair of Wildlife study group UMM. Commencing career at PT EKL in 2022 as a Restoration and Conservation Coordinator, later promoted to Forest Landscape and Protection Manager in 2023. They have obtained three certifications from the National Professional Certification Agency (BNSP) as a forestry extension worker, technical personnel for forest development, and responsible for water pollution control (PPPA).