PT Ekosistem Khatulistiwa Lestari
Pelaksanaan kegiatan perlindungan dan pengamanan hutan dilakukan pada seluruh areal kerja perusahaan seluas 14.080 ha. Sedangkan upaya restorasi atau pemulihan lingkungan dilakukan pada areal-areal yang terdegradasi sesuai dengan identifikasi tipologi degragasi yang telah ditetapkan. Tipe ekosistem pada areal kerja perusahaan sebagian didominasi oleh hutan mangrove dan hutan rawa gambut. Perpaduan antara dua tipe ekosistem ini menciptakan sebuah kondisi alami yang unik, sehingga mewakili kondisi dan karakteristik eksosistem di lanskap Kubu secara umum.
Ancaman terbesar terhadap eksosistem ini adalah aktivitas penebangan liar dan perambahan areal yang mengakibatkan terdegradasinya ekosistem hutan mangrove dan hutan gambut. Keberadaan ekosistem mangrove dan gambut memegang peranan penting dalam sistem hidrologi dan penyerapan emisi gas rumah kaca yang senantiasa harus selalu dijaga.
Perusahaan melakukan kegiatan patroli secara rutin bersama masyarakat untuk mencegah terjadinya eksploitasi hutan dan karhutla yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Kegiatan yang dilakukan meliputi pencegahan kebakaran hutan dan lahan, perburuan satwa liar dan penebangan kayu secara ilegal. Selain itu, upaya utama yang dilakukan adalah penyiapan bibit tanaman lokal yang disesuaikan dengan kondisi tapak dan habitat alaminya. Aktivitas penyiapan bibit tanaman, penanaman dan pemeliharaan dilakukan oleh perusahaan dan bermitra dengan kelompok masyarakat setempat. Hal ini menjadi strategi dalam pengelolaan sosial dan penyadartahuan masyarakat akan pentingnya melindungi kelestarian hutan dan lingkungan.
Kawasan hutan yang masih cukup terjaga di areal konsesi perusahaan menjadi “rumah” bagi berbagai jenis mahluk hidup dalam beraktivitas. Berbagai jenis mahluk hidup memiliki ketergantungan terhadap keberadaan hutan untuk bertahan hidup dan membentuk suatu ekosistem yang alami. Kawasan hutan yang terjaga dengan baik akan memberikan manfaat ekologi dan ekonomi secara tidak langsung.
Kegiatan penelitian dan upaya konservasi yang dilakukan di areal kerja perusahaan dilakukan secara berkala untuk memastikan kualitas lingkungan hidup tetap terjaga. Beragam aktifitas rutin yang telah kami lakukan seperti kegiatan analisis vegetasi tegakan hutan, monitoring flora fauna, penanaman pada areal yang telah rusak (restoking) menggunakan bibit tanaman lokal. Aktivitas penelitian dan konservasi yang telah dilakukan oleh perusahaan melibatkan berbagai pihak termasuk masyarakat lokal, lembaga pendidikan dan instansi pemerintah.
Pemberdayaan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu upaya meningkatkan kesejahteraan baik dari segi ekonomi maupun kesadaran lingkungan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Kegiatan ini dikembangkan dengan mengidentifikasi beberapa potensi dan peluang ekonomi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar areal kerja perusahaan. Masyarakat didorong dan difasilitasi untuk memiliki kemampuan sesuai dengan potensi dan kebutuhannya. Hal ini bertujuan untuk terciptanya kemandirian dan daya saing dikemudian hari.
Fasilitasi oleh perusahaan kepada masyarakat dilakukan dengan memberikan pengetahuan dan pelatihan terkait tata kelola usaha yang lebih modern, sehingga mampu memaksimalkan harga jual dan memperluas potensi pasar. Upaya lain yang dilakukan adalah membentuk mitra dan kelompok tani sehingga masyarakat dapat belajar berorganisasi dan membuka peluang serta mengatasi tantangan secara bersama. Melalui fasilitasi tersebut diharapkan masyarakat/kelompok dapat memperoleh berbagai macam pengetahuan dan pengalaman baru. Masyarakat/kelompok dapat membuat konsep dan perencanaan usaha yang sistematis dan realistis dalam merealisasikan tujuan yang hendak dicapai.
Kawasan hutan mangrove merupakan tempat bagi berbagai jenis satwa tinggal didalamnya yang beraktivitas mulai mencari makan, bersarang serta bermain yang menjadikannya sebagai suatu atraksi yang cukup menarik jika diamati. Masyarakat sekitar hutan juga memanfaatkan hutan mangrove sebagai tempat untuk memperoleh hasil laut berupa ikan, kepiting, udang dan berbagai jenis tangkapan lainnya.
Atraksi ekowisata yang disuguhkan berupa pemandangan hutan mangrove, keunikan flora dan aktivitas fauna. Rutinitas nelayan juga menjadi salah satu daya tarik tersendiri, metode-metode tradisional yang diterapkan sejak jaman dulu, masih sering digunakan untuk menangkap ikan dan hasil laut lainnya. Wisatawan dapat melakukan beragam aktivitas yang diminati seperti pengamatan satwa liar, jungle track, ikut berpartisipasi bersama nelayan saat menangkap ikan hingga turut berperan aktif dalam kegiatan konservasi dengan menanam mangrove di areal konsesi perusahaan. Wisatawan yang berkunjung akan memiliki pengalaman baru yang cukup menarik dan cukup berkesan oleh atraksi alam yang disuguhkan.
Upaya perlindungan hutan dan keanekaragaman hayati tidak terlepas dari kerjasama dan kolaborasi dengan berbagai pihak. Pendekatan lansekap dalam pengelolaan ekosistem hutan, perlu melibatkan para pihak yang memiliki peran dan pengaruh terhadap program pelestarian lingkungan yang akan dijalankan. Para pihak yang terlibat bisa merupakan donor, konsultan, NGO, lembaga pendidikan, instansi maupun kelompok masyarakat.
Kolaborasi ini harus secara aktif dilkukan melalui berbagai macam kegiatan seperti Forum Group Discussion (FGD), workshop, dan fasilitasi pendanaan berkelanjutan serta pendampingan rutin. Skema usaha pemulihan lingkungan, pemanfaatan kawasan dan jasa lingkungan yang merupakan core bisnis perusahaan, menjadi sebuah bentuk inisiatif pengelolaan hutan secara lestari ditengah banyak unit usaha pengelolaan hutan kayu yang tidak berjalan dengan baik. Peluang usaha pemanfaatan jasa lingkungan ini bisa menjadi corong baru investasi hijau industry-industry penghasil emisi untuk tetap bertanggungjawab terhadap penyelamatan bumi dan lingkungan.
Navigasi
Copyright © 2022 PT Ekosistem Khatulistiwa Lestari
holds a Bachelor’s degree in Forestry from Muhammadiyah University Malang (UMM). He has expertise in the conservation of wild bird species and have served as the chair of Wildlife study group UMM. Commencing career at PT EKL in 2022 as a Restoration and Conservation Coordinator, later promoted to Forest Landscape and Protection Manager in 2023. They have obtained three certifications from the National Professional Certification Agency (BNSP) as a forestry extension worker, technical personnel for forest development, and responsible for water pollution control (PPPA).