Kenali Si Penyebar Benih Tanaman Hutan Punai Gading

Kenali Si Penyebar Benih Tanaman Hutan Punai Gading - 1

Tahukah kalian terdapat jenis burung yang dapat menyebarkan benih di kawasan hutan? Di Indonesia terdapat beberapa jenis burung yang memang memiliki sifat alamiah untuk menyebarkan berbagai macam benih tanaman hutan. Jika kalian belum mengetahuinya, mari kita simak pada artikel Ruang Restorasi kali ini.

Kenali Si Burung Punai Gading

Kenali Si Penyebar Benih Tanaman Hutan Punai Gading

Aktivitas Harian

Punai gading dengan nama ilmiah Treron vernans memiliki sebaran dibeberapa pulau di Indonesia termasuk diareal kerja PT Ekosistem Khatulistiwa Lestari burung ini cukup mudah ditemukan. Bertengger di ranting pohon sambil berjalan membawa tubuhnya yang terlihat cukup gempal cukup sering terlihat memilih buah-buahan yang matang. Sorotan matanya yang cukup serius saat ada manusia yang lewat disekitarnya menandakan sebuah ancaman.

Burung yang berukuran sekitar 36 cm cenderung terbang rendah saat mencari makan dan akan terbang secara berkelompok saat akan mencari tempat untuk tidur. Waktu terbaik untuk melakukan pengamatan burung ini adalah pada saat pepohonan sedang berbuah dan Punai gading akan cenderung terlihat aktif memakan buah tersebut. Populasinya yang cukup banyak membuatnya cukup mudah diamati terlebih untuk dijadikan objek fotografi.

Pengamatan burung ini paling potensial dialkukan pada waktu pagi hari terlihat cukup aktif mencari makan secara bergerombol disuatu pohon yang sedang berbuah.  Melalui organ sekresinya burung tersebut mengeluarkan kotoran yang didalamnya terdapat biji yang berpotensi sebagai benih tanaman hutan. Burung jenis ini sangat menyukai buah dari jenis pohon beringin ficus sp yang umum ditemukan pada beberapa tipe habitat di areal kerja EKL.

Deskripsi

Didominasi bulu berwarna hijau, Jantan : kepala abu- abu kebiruan, sisi leher, tengkuk bawah, dan garis melintang pada dada berwarna merah jambu. Dada bagian bawah jingga, perut hijau dengan bagian bawah kuning, sisi-sisi rusuk dan paha bertepi putih, penutup bagian bawah ekor coklat kemerahan. Punggung hijau, bulu penutup ekor atas perunggu. Sayap gelap dengan tepi kuning yang kontras pada bulu-bulu penutup sayap besar. Ekor abu-abu dengan garis hitam pada bagian subterminal dan tepi abu-abu, dan jingga seperti pada jantan. Iris merah jambu, paruh abu-abu-biru dengan pangkal hijau, kaki merah.

Sebaran

Punai Gading memiliki persebaran yang cukup luas, persebaran secara globabl dapat ditemukan di Indocina, Semenanjung Malaysia dan Filipina di Indonesia mulai dari pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi dan Maluku Utara. Burung ini tersebar diberbagai pulau yang ada di Indonesia karena memiliki sifat adaptasi yang cukup baik diberbagai kawasan. Populasinya yang cukup stabil didukung oleh kemudahan dalam mencari makanan pada berbagai tipe habitat mulai dari ekosistem mangrove dan ekosistem rawa.

Ancaman

Burung ini memiliki ancaman yang cukup serius dihabitatnya, terlebih untuk habitat yang berada disekitar arel pemukiman yang memiliki ancaman yang sangat serius. Ancaman yang cukup besar adalah kegiatan perburuan satwa liar yang digunakan untuk kebutuhan konsumsi dan menjadi salah satu incaran pemburu karena peminat burung ini cukup banyak. Para pemburu menggunakan senapan dan juga jaring untuk menangkap burung tersebut kemudian menjualnya, mirisnya burung yang memiliki bulu yang cukup indah ini dihargai dengan nominal yang cukup murah. Ancaman lain yang dihadapi oleh burung ini adalah deforestasi lahan yang terjadi membuat tempatnya beraktivitas mulai dari mencari makan dan tidur sanagat semakin susah ditemukan.

Pesan Penting dari Burung Punai Gading

Burung Punai Gading tidak hanya indah untuk dilihat, tetapi juga memiliki peran ekologis yang sangat penting. Mereka adalah “tukang kebun alami” yang membantu menjaga kelestarian hutan kita dengan cara menyebarkan benih benih tanaman hutan. Dengan melindungi mereka, kita turut menjaga keseimbangan ekosistem yang kita tinggali.


Sumber Bacaan

  1. Punai Gading – Biodiversity : diakses pada tanggal 31 Oktober 2022